Angklung sebagai alat merupakan
media yang begitu efektif untuk
memberikan pendidikan musik bagi siapapun, anak-anak, remaja bahkan orang yang
sudah tuapun dapat tersentuh dengan sifat angklung yang begitu mudah dimainkan.
Musikalitas seseorang digiring secara
tidak sadar untuk muncul dan keluar dengan sendirinya. Angklung tidak
terkendala oleh jumlah orang, karena angklung dapat dimainkan oleh jumlah
orang yang tidak terbatas tergantung
kepada ketersediaan angklungnya itu sendiri.
Dengan dikukuhkannya angklung
oleh UNESCO sebagai warisan tak benda dari Indonesia membuat gaung alat musik
ini semakin menggeliat. Seperti jamur di musim penghujan angklung menjadi
sering terdengar, baik itu di sekolah maupun di acara-acara lainnya, seperti
acara jamuan ataupun acara outbound yang menyertakan angklung di dalamnya.
Tidak hanya di Indonesia, di luar negeripun baik itu komunitas Indonesia maupun
orang-orang asing yang begitu bergairah memainkan angklung. Dengan kata lain
angklung hari ini sudah mencapai titik ujung dari dunia.
Perkembangan angklung tersebut
secara tidak sadar tidak diimbangi oleh pengetahuan tentang apa, bagaimana dan
untuk apa angklung itu digunakan, bahkan sampai di buat surat keputusan
setingkat mentri untuk menetapkan angklung sebagai Media Pendidikan Musik Di
Sekolah ( SK. No. 82 tahun 1968).
Dari sekian banyak permasalahan
yang ada, permasalahan berapa jumlah ideal angklung yang harus ada khususnya
untuk dunia pendidikan merupakan satu permasalahan yang sering dihadapi, banyak
orang kebingunan berapa jumlah yang harus dipenuhinya untuk memenuhi kebutuhan
angklung seharusnya.
Sebagai gambaran berikut ini
merupakan istilah-istilah yang sering kita dengar mengenai satuan unit angklung
Padaeng :
A. Unit Kecil, terdiri dari :
-
2 set angklung melodi (diatonis kromatis) 2x (c s/d a2
-
Set angklung pengiring besar (Accompagnemen) C7,
D7, F7, G7, A7, Dm, Gm.
B. Unit Sedang terdiri dari :
-
2 set angklung melodi kecil (diatonis kromatis)
2x (fis s/d C3).
-
1 set angklung melodi besar – 1x (G s/d f)
-
2 set angklung pengiring (masing-masing 1 set)
“Dominan Septim dan Minor:
C7, D7,
E7, F7, G7, A7, Bes7,
Dm, Am, Em, Gm, Bm.
C. Unit Besar (Lengkap) terdiri dari :
-
1
set angklung melodi (diatonis kromatis) 3x (fis s/d C3).
-
2 set angklung melodi besar – 2x
-
2 set angklung pengiring “besar” dan “kecil”
(masing-masing 1 set):
C7, Cis7,
D7, Es7, E7, F7, Fis7, G7,
As7, A7, Bes7, B7 dan Cm, Cism, Dm,
Esm, Em, Fm, Fism, Gm, Asm, Am, Bes, Bm.
Disamping unit tersebut hal
yang harus diperhatikan adalah :
1.
Angklung melody dua tabung sangat dianjurkan,
karena memiliki berat yang relative lebih ringan dibandingkan dengan angklung
tiga tabung.
2.
Alat musik tambahan seperti Bass bambu sangat
dianjurkan untuk pemula, sebelum tersedianya contra bass (fretless).
a.
Bas bambu sangat berguna bagi lagu-lagu yang
sifatnya hanya memberikan patokan ketukan, namun akan menjadi sulit jika fungsi
bas nantinya akan membentuk pola irama. Dengan kata lain awalnya mudah namun
lama kelamaan akan menjadi sulit.
b.
Contra bass (fretless) sangat berguna untuk
memberikan patokan-patokan ketukan serta warna irama yang diharapkan.
Apakah unit-unit tersebut dapat dijadikan patokan untuk memenuhi kebutuhan
angklung khususnya di Sekolah ?
Tentunya unit-unit tersebut sudah
diperhitungkan oleh ahli-ahli sehingga dapat bermulti guna, disamping untuk
memenuhi kebutuhan juga menjadi mudah untuk menentukan biaya yang harus
dikeluarkan untuk pengadaan angklung tersebut.
Namun ada beberapa hal yang harus
diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan angklung di sekolah, diantaranya:
1.
Tergantung kepada tujuan, hendaknya setiap
pelatih atau guru sudah memiliki gambaran mengenai lagu khususnya yang akan
dibawakan, sehingga angklung saja yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan ideal.
2.
Angklung besar memiliki berat yang akan tarasa
sulit jika dimainkan oleh anak-anak.
3.
Jika akan mengiringi penyanyi maka diiupayakan angklung
yang ada lengkap, sehingga tidak memaksakan penyanyi mengikuti nada dasar yang
dimainkan oleh angklung, melainkan angklung menyesuaikan dengan nada dasar yang
terjangkau oleh penyanyi.
Dari uraian di atas disarankan
hendaknya :
Pemenuhan kebutuhan harus angklung disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran atau pelatihan dilaksanakan, artinya bahwa angklung yang ada
disesuiakan dengan tujuan yang digariskan, jangan sampai nantinya banyak
angklung yang ada namun tidak dipergunakan.
No comments:
Post a Comment