DONASI PENGEMBANGAN

DONASI PENGEMBANGAN
A/N. HARDIANTO
REKENING BCA : 2839671258

Tuesday, 11 October 2011

TOT di Kota KINABALU


“Setelah hampir 18 Tahun saya mengeluti musik angklung, saya baru sadar bahwa melatih angklung itu bukan sekedar mengajarkan teknik-teknik bermain music angklung. Lebih daripada itu melatih angklung adalah menyalurkan energy bahagia yang terdapat dalam angklung untuk ditularkan kepada peserta pelatihan, angklung adalah media penyampai rasa dari seorang pelatih kepada peserta pelatihannya”
TRAINNING OF TRAINEER SEKOLAH INDONESIA KOTA KINA BALU (SIKK)
26 MEI SD 2 JUNI 2011
BERBAGI BAHAGIA DENGAN BERMAIN ANGKLUNG
Atas prakarsa Pak Dadang Hermawan Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu yang memang sebelumnya sudah memiliki kedekatan dengan Kang Sani. Saya dan tentunya Kang Sani berangkat ke Kota Kinabalu untuk memenuhi  permintaan pihak Sekolah Indonesia Kota Kinabalu melalui Bapak Dadang Hermawan selaku Kepala Sekolah disana untuk melakukan pelatihan bagi calon pelatih angklung.
Tanggal 26  Juni 2011 setelah perjalanan dari Bandung tepatnya pukul 7.40 menit kami berdua melalui bandara Soekarno  Hatta melakukan perjalanan ke Kota Kinabalu dengan menggunakan pesawat Air Esia yang memang memiliki route ke sana. Jam 11. 30 waktu Kota Kinabalu kami sampai, dan kami disambut sendiri oleh Bapak Dadang Hermawan yang kemudian membawa kami ke Hotel di mana kami menginap.
Besok harinya hari Jumat tanggal 27 saya bersama Kang Sani tiba di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu sekitar jam 8.30 pagi. Kamipun  bersilaturahmi dengan guru dan staff SIKK,. Tak lama kemudian kami segera menata peralatan yang belum kami kemas. Dengan hampir di sertai oleh civitas akademika SIKK kami secara bersama-sama menata angklung dan peralatan yang kami bawa dari Bandung. Saya mandi keringat walau bergerak sedikit, karena memang cuaca di Kota Kinabalu panas, karena memang terletak di bibir pantai provinsi Sabah Malaysia. Setelah angklung tertata kemudian atas permintaan Pak Dadang kamipun mulai memperkenalkan angklung kepada siswa SIKK. 
Oh ya persiapan dari Bandung saya hanya mempersiapkan tiga lagu untuk melaksanakan pelatihan.  Lagu – lagu yang saya bawa tersebut terdiri dari lagu : Jit jit Semut Versi tanpa intro, Somewhere my love, dan Pertemuan. Ketiga lagu tersebut semuanya bernada dasar D, dan memiliki tingkat kesulitan yang masih dapat terjangkau bagi mereka yang baru memainkan alat music angklung begitu yang saya pikir.
Setelah angklung tertata dan berkoordinasi dengan Pak Wangsa selaku guru kesenian di sana, maka anak-anak kelas tiga mendapatkan giliran untuk melakukan perkenalan dengan alat music angklung. Maka kamipun memulai untuk melaksanakan pelatihan bagi guru untuk melihat bagaimana kami melatih.
Setelah satu persatu angklung kami bagikan maka sayapun menceritakan sedikit tentang angklung dan latar belakangnya, sayapun memberitahukan kepada siswa-siswi mengenai Pak Daeng Soetigna sebagai Bapak Angklung Indonesia.  Kemudian saya mulai melakukan pelatihan dengan sebelumnya mengajarkan fungsi dasar ketukan melalui tepukan tangan.
Setelah memberikan pemanasan maka sayapun memulai pelatihan, dan lagu yang saya ajarkan adalah lagu-lagu Jit Jit Semut. Seperti yang sudah saya duga sebelumnya bahwa anak-anak tidak mendapatkan hambatan yang berarti untuk mengenal dan tentunya membawakan lagu tersebut, karena memang lagu tersebut tidak begitu asing bagi mereka. Walaupun anak-anak menginginkan latihan terus berlanjut, namun karena kami harus melaksanakan jumatan maka latihanpun dihentikan.  
Bersama Pak Dadang Hermawan kami melaksanakan Sholat Jumat  di Mesjid Universitas Malaysia Sabah, sebuah Mesjid yang besar dan memiliki design yang menyejukan mata saya. Setelah selesai Sholat Jumat kamipun menuju SIKK, dan diberitahu bawah latihan untuk Ibu-ibu guru dan Dharma Wanita diundur menjadi sore tidak dilaksanakan Setelah Sholat Jumat. Maka saya dengan Kang Sani kembali ke Hotel dimana kami menginap untuk beristirahat.
Seperti yang sudah direncanakan saya dan Kang Sani tiba kembali di SIKK sekitar jam 15.30 dan langsung menuju tempat latihan untuk mempersiapkan latihan bagi ibu-ibu guru dan dharma wanita. Setelah berkumpul maka kamipun melaksanakan pelatihan, setelah sebelumnya saya tak lupa memperkenalkan Pak Daeng Soetigna sebagai Bapak Angklung Indonesia, dan bahkan ada yang bertanya apa hubungan Beliau Bpk Daeng Soetigna dengan Bapak Udjo Ngalagena. Setelah saya jelaskan seperlunya maka kamipun melaksanakan pelatihan.
Berbeda pelatihan yang kami lakukan kepada siswa, saya mulai berkenalan dengan guru-guru yang memang direncanakan untuk melanjutkan melatih angklung jika seandainya waktu yang kami miliki di Kota Kinabalu sudah selesai. Kamipun mulai memperkenalkan teknik bermain bass yang sederhana, dan Kang Sani mulai mengajarkan teknik bermain angklung pengiring kepada para peserta pelatihan.
Sungguh menjadi rasa syukur tersendiri bagi kami, bahwa di SIKK terdapat orang-orang yang memiliki musikalitas yang saya pikir sangat menunjang untuk memainkan alat music angklung, salah satunya adalah seorang guru yang sudah terbiasa bermain untuk musik keroncong. Dan yang lebih menggembirakan bahwa anak dari guru tersebut walaupun perempuan dia mau untuk memainkan alat music bass yang memang masih baru bagi dia.
Lagu yang dibawakan sama seperti yang saya latihkan kepada siswa-siswi  yaitu lagu Jit Jit Semut. Walaupun umur peserta kali ini lebih tua dari siswa-siswi namun ternyata daya tangkap mereka tidak lebih baik dari anak SD kelas 3. Walaupun secara komunikasi saya lebih bisa membaur dengan mereka yang tentunya memiliki dunia secara usia yang tidak jauh dengan saya.
Menjelang selesai latihan ibu Konjen RI  untuk Kota Kinabalu datang, dan berbincang-bincang dengan Bapak Dadang dan Kang Sani. Kemudian saya mengajak beliau untuk ikut memainkan alat music angklung yang dijawab oleh beliau dengan anggukan dan permintaan kepada peserta untuk membawakan kembali lagu yang dilatihkan. Dan lagupun kami bawakan kembali sesuai dengan permintaan beliau.
Setelah selesai latihan timbul permintaan-permintan dari para guru mengenai lagu-lagu yang dibawakan. Lagu Tanah Air, Indonesia Pusaka, dan beberapa lagu daerah menjadi permintaan mereka. Hal tersebut berdasarkan permintaan mereka adalah untuk mengingatkan mereka akan tanah air, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air bagi anak-anak Indonesia yang barangkali sudah lahir dan dibesarkan di Negara orang.
Setelah selesai latihan kamipun kembali ke hotel setelah sebelumnya mendapat jamuan makan malam dari Bapak Dadang. Di hotel tempat kami menginap kamipun melakukan evaluasi terhadap pelatihan  yang dilakukan hari itu. Salah satu hasilnya adalah kami akan berupaya memenuhi keinginan mereka terhadap lagu-lagu yang dibawakan.
Hari pertama hikmah yang dapat saya ambil adalah melatih bukan hanya sekedar menyampaikan materi, lebih daripada itu adalah membangun komunikasi yang baik antara pelatih dan yang dilatih.
Esok harinya hari sabtu tanggal 28 mei 2011 pagi-pagi setelah sarapan tentunya kami kembali ke SIKK. Sebetulnya sekolah hari itu libur namun karena keinginan untuk belajar music angklung maka siswa-siswipun tetap diharuskan pergi ke sekolah.



No comments:

Post a Comment

LAGU CINTA UNTUK KEKASIH