DONASI PENGEMBANGAN

DONASI PENGEMBANGAN
A/N. HARDIANTO
REKENING BCA : 2839671258

Monday 13 February 2012

NAMA, BENTUK, FUNGSI DAN CAKUPAN NADA ANGKLUNG PADAENG


A.    NAMA
Angklung Padaeng merupakan nama yang diberikan kepada angklung yang dikreasi oleh Bapak Daeng Soetigna. Nama tersebut diabadikan sebagai penghargaan atas jasa beliau dalam mengembangkan angklung bertangganada diatonic kromatis sejak pertamakali dikreasinya pada  tahun 1938 di kuningan Jawa Barat. Pencantuman nama tersebut secara resmi diberikan pada konfrensi PGRI sekitar tahun 60
Walaupun sebenarnya sejak tahun 1938 sudah ada dua jenis angklung (dari sisi tangga nada) namun baruh sekitar tahun 1960 nama angklung Padaeng mulai dipake secara resmi di khasanah kesenian di Jawa Barat khususnya, serta Indonesia dan mancanegara pada umumnya.
B.    BENTUK
Dari sisi bentuk, angklung Padaeng tidak memiliki perbedaan yang mendasar dengan angklung Buhun. Baik itu Sumber bunyi, struktur dan lain-lain semuanya hampir sama, kecuali pada aksesoris yang melekat pada angklung buhun.  Namun untuk mencapai nada atau bunyi yang dihasilkan, angklung Padaeng memiliki ukuran yang lebih variatif,  dari mulai angklung yang berukuran besar (untuk mengejar nada rendah) sampai angklung yang berukuran kecil (untuk mengejar nada tinggi), serta hal lainnya adalah  adanya angklung yang difungsikan sebagai angklung pengiring yang memiliki susunan seperti accord dalam gitar ataupun piano yang tidak terdapat dalam bentuk angklung Buhun.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa angklung Padaeng lebih mengarah kepada tangganada yang dihasilkan bukan kepada bentuk itu sendiri. Karena bentuk dan bahan hampir tidak mengalami perubahan yang prinsipil dari leluhurnya (angklung buhun). Sementara bunyi atau nada yang dihasilkannya pun secara prinsip berbeda dengan angklung buhun yang memiliki titi laras pentatonic sunda (da mi na ti la)

C.     FUNGSI
Dari sisi fungsi, angklung Padaeng memiliki fungsi yang berbeda dengan angklung buhun. Hal ini ditegaskan oleh Pak Daeng Soetigna yang mencantumkan sifat Mendidik dalam prinsip lima M yang dikembangkannya (Mudah, Murah, Menarik, Mendidik dan Masal) serta diperkuat oleh SK Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 082 tahun 1968 Tentang Penetapan angklung sebagai alat Pendidikan Musik di Sekolah yang menetapkan :
IMG00608.jpgIMG00496.jpg
1.       Menetapkan angklung sebagai alat pendidikan musik dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2.      Menugaskan agar supaya Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk mengusahakan agar supaya angklung dapat ditetapkan sebagai alat pendidikan musik tidak hanya dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
293406_243748725673420_100001148830496_660754_1649687930_n.jpg

DSCN1717.JPG
 Dalam catatan sejarah angklung buhun pernah digunakan sebagai alat musik yang menyertai ritual keagamaan/kepercayaan serta alat untuk pemacu semangat dalam peperangan. Hal yang dapat memacu semangat ini lah kemudian  diperkirakan menjadi penyebab kenapa angklung juga pernah dilarang dimainkan pada zaman colonial Belanda ( hanya boleh dimainkan oleh Pengemis dan anak-anak).

D.    CAKUPAN NADA
Angklung Padaeng bertangganada diatonic kromatis, artinya angklung padaeng lebih luas dalam kemampuannya untuk membawakan lagu-lagu dari berbagai tangga nada. Sementara  angklung buhun bertangganada pentatonic, bahkan dibeberapa daerah angklung lebih bersifat sebagai alat musik ritmis dibandingkan dengan dipergunakannya angklung sebagai alat musik melodis. Selain daripada itu angklung padaeng mengikuti standar nada internasional.

No comments:

Post a Comment

LAGU CINTA UNTUK KEKASIH