Berikut ini merupakan pengalaman saya yang sekiranya dapat membantu para pelatih sekalian agar dapat menghasilkan team angklung yang layak untuk bersaing
JANGAN PISAHKAN ANGKLUNG DAN ORANG YANG MEMAINKANNYA
Maksud "JANGAN PISAHKAN ANGKLUNG DAN ORANG YANG MEMAINKANYA" adalah bahwa angklung (konvensional/non robotik) merupakan alat musik yang hanya bisa menghasilkan bunyi atau nada apabila dimainkan oleh orang yang memainkannya. Artinya keadaan emosional orang yang memainkannya tersebut mesti dibuat pada kondisi siap.
JANGAN BERBURUK SANGKA KEPADA PARA PEMAIN
Seperti hal klise sebenarnya, namun buruk sangka di dalam situasi dan kondisi apapun merupakan hal yang selayaknya dihindari. Semakin kita percaya pada kemampuan para peserta latihan semakin cepat tujuan kita melatih akan tercapai. Ingat bahwa Pak Daeng Soetigna sebagai Bapak Angklung menekankan pada MUDAH di dalam rumusan 5 M-nya. Bermain angklung itu hanya membutuhkan keinginan orang untuk memainkannya, masalah teknik akan tergantung sekali kepada kesabaran kita di dalam membangkitkan motivasi para peserta latihan.
CINTAI
Kembali hal tersebut sepertinya klise, namun kembali penekanan mencintai apa yang kita lakukan merupakan hal pokok dalam setiap kehidupan. Ingat bahwa kata profesional kata dasarnya adalah mencintai sehingga apa yang kita lakukan akan penuh dengan ketulusan kita di dalam melakukannya.
BERBAGI KEBAHAGIAAN
Disamping M yang berarti mudah, M yang lain dari 5 M Pak Daeng adalah Meriah. Hal ini artinya bahwa angklung memiliki karakteristik menghibur, dengan kata lain kondisi berbahagia bagi para pemain akan sangat mempengaruhi ketercapaian tujuan. Jangan sampai tertekan, perlu pembiasaan yang panjang untuk menciptakan sikap mental berkembang ketika tertekan, dan hal ini harus benar-benar perlahan sekali. Berbahagialah ketika melatih tebarkan kebahagiaan tersebut pada para peserta dengan berbagai cara, termasuk canda dan tawa...
bersambung......
No comments:
Post a Comment