DONASI PENGEMBANGAN

DONASI PENGEMBANGAN
A/N. HARDIANTO
REKENING BCA : 2839671258

Saturday 23 January 2016

Prinsip Dasar Membuat Arransemen Musik Angklung (1)

Halo angklunger apa kabar?. kali ini saya akan kembali berbagi pengalaman tentang bagaimana cara membuat arransemen musik angklung.

Angklunger, untuk membuat arransemen musik angklung hal-hal dasar yang wajib harus kita kuasai disamping mengetahui teori musik secara umum adalah :


  1. Karakter dari angklung itu sendiri, seperti angklung Padaeng yang memiliki minimal dapat kita bagi menjadi dua kelompok besar yaitu angklung melodi dan angklung pengiring.
  2. Angklung melodi terdiri dari dua kelompok besar yaitu angklung melodi besar dari angklung yang bertanda nada G sampai F, dan yang bertanda nada nomor dari 0 sampai 30.
  3. Angklung pengiring terdiri dari angklung pengiring besar dan angklung pengiring kecil.
  4. Alat musik tambahan seperti contra bas, cajon, zimbe dan lain-lain
  5. Teknik yang mungkin bisa kita mainkan seperti stakato, dan "kurulung".

Untuk kesempatan ini hal yang yang pokok harus kita kuasai adalah :
PENGARUH NADA DASAR TERCAPAI LUAS TIDAKNYA MELODI YANG DAPAT DIMAINKAN.


Angklunger, satu set angklung melodi Padaeng secara umum adalah terdiri dari 42 angklung dengan nada terendah G dan nada tertinggi bernada C.

Jika kita memainkan nada dasar G maka nada terendah yang dapat kita peroleh adalah Do dan nada yang tertinggi adalah C.
Lain halnya jika kita menggunakan nada dasar yang lain misalnya ada dasar C maka nada terendah yang kita peroleh adalah G dan nada tertinggi adalah C. begitu seterusnya. Dengan memperhatikan nada dasar tersebut maka kita bisa memperkirakan seluas apa nada yang kita ingin kita kembangkan.

mudah-mudahan bermanfaat.. saya lagi membuat arransemen jadi nanti bisa disambug lagi
salam 
Jaya selalu Angklung Indonesia

Thursday 21 January 2016

Tips Melatih Angklung yang Jitu (MENYANYI)

SALAM ANGKLUNG

Angklunger, kali ini saya ingin berbagi pengalaman kembali mengenai bagaimana cara melatih grup angklung yang saya pikir sangat bermanfaat di dalam upaya pencapaian tujuan pelatihan.

MENYANYI

langsung to the point ya...

Biasanya pelatih mengalami kesulitan di dalam mengupayakan pencapaian nilai-nilai not yang memiliki nilai yang kurang dari satu. Baik itu nilai not 1/2 maupun not-not yang lebih kecil nilai ketukannya. Walaupun sebenarnya nilai ketukan tersebut sangat ditentukan oleh tempo sebuah lagu dimainkan. Nilai satu ketuk pun jika dimainkan dalam tempo cepat akan sulit untuk dimainkan.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas saya sendiri biasanya menekankan sekali pada pembiasaan peserta latihan untuk menyanyikan melodi yang harus dibawakan.

'SELAMA MASIH BISA DINYANYIKAN  DENGAN MULUT MAKA ANGKLUNG PUN BISA MEMAINKANNYA"

Tapi terkadang untuk membiasaka hal tersebut kendala sebenarnya bukan dari peserta latihan, melainkan dari kita sebagai pelatih yang kadang karena tidak sabar dan telaten enggan mengikuti tahap tersebut.

dan hal lainnya bagaimana :

MENUMBUHKAN ATAU MEMBANGKITKAN KECERIAAN KEPADA PESERTA untuk secara sukarela menganggap kesulitan tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan.


Demikian para angklunger sekalian tips singkat ini, mudah-mudahan bermanfaa

Indahnya berbagi
JAYA SELALU ANGKLUNG INDONESIA.




Monday 18 January 2016

Panduan Bermain Angklung

Pendidikan musik merupakan salah satu aspek dari pendidikan kesenian yang merupakan sarana untuk membantu anak didik membentuk pribadinya melalui penanaman dan peresapan rasa indah / peka dalam usaha membentuk atau menemukan diri pribadinya sehingga menjadi manusia berbudi pekerti luhur yang kreatif / estetis sebagai salah satu aspek penting dalam totalitas pembinaan anak didik. Dengan demikian “kehalusan” / “kepekaan” perasaan sebagai hasil peresapan rasa indah dan merupakan pengantar yang tepat dalam rangka pembinaan watak serta budi pekerti luhurnya; dan musik adalah salah satu sarana yang tepat bagi kesejahteraan lahir maupun batin yang sangat diperlukan bagi setiap keluarga.
            Bila kita berbicara mengenai dunia angklung, tidak dapat dipisahkan dari nama Daeng Soetigna seorang guru di Kuningan Jawa Barat yang berhasil mengembangkan angklung dari skala nada pintatonis (slendro) ke skala nada diatonis kromatis pada tahun 1938.
            Pak Daeng sebagai seorang guru yang juga seorang Pembina kepandaian (Padvinder – Bld) yang terilhami seorang pengemis tua serta Bapak Jaya seorang pembuat angklung. Kiranya Pak Daeng tidak salah menilai bahwa angklung sangatlah tepat dijadikan sebagai alat pendidikan, kesimpulan tersebut diambil berdasarkan beberapa pertimbangan yang menurutnya amat logis, antara lain :
·         Pertama, ditinjau dari segi harga, angklung terbilang “murah” sehingga tidak akan terlalu menjadi beban, bila sekolah berminat memilikinya. Lain halnya dengan alat musik diatonis lain seperti gitar, biola apalagi piano yang pada waktu itu (tahun 30-an) merupakan produk impian yang sudah pasti harganya pun diatas harga alat musik angklung. Dengan demikian hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang dapat memilikinya.
·         Kedua, alat musik angklung dapat dimainkan dengan “mudah” oleh setiap anak / pemain, dalam artian tidak memerlukan manipulasi tangan dan jari yang sulit (fingering), berbeda dengan alat musik lainnya, cukup dengan memegang dan menggoyangkannya maka angklung akan berbunyi.
Dengan demikian angklung dapat dimainkan oleh anak mulai dari usia 5 tahun dan orang yang usianya 80 tahun.
Cara membunyikan angklung yang mudah itu diharapkan akan membuat anak-anak terhindar dari sikap cepat putus asa atau bagi mereka yang merasa tidak mempunyai bakat terhadap musik sekalipun akan mampu memainkannya.
·         Ketiga, musik ini dapat dimainkan secara “massal” sehingga anak-anak di dalam kelas dapat ikut berperan serta, tidak ada pembatasan jumlah pemain sepanjang alatnya tersedia yang penting adalah pengaturan dan pengorganisasiannya.
·         Keempat, didalam permainan musik angklung inipun terkandung unsur “mendidik” antara lain :  disiplin, tanggung jawab, kerja sama / gotong royong, tahu tugas dan kewajiban, solidaritas, demokrasi, konsentrasi dan etos kerja.
·         Kelima, adalah “menarik” karena ternyata musik angklung ini telah berhasil menarik minat dan rasa kagum tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa, karena dari alat musik yang sederhana dapat memainkan lagu-lagu.
Dari keterangan diatas oleh Pak Daeng ke “5 (lima) M” tersebut dijadikan Motto Angklung Padaeng, yaitu : Mudah, Murah, Massal, Mendidik dan Menarik.

Angklung Padaeng terdiri dari 2 (dua) kelompok besar yaitu :
  1. Angklung Melodi
  2. Angklung Pengiring
Pembelajaran musik Angklung yang dilaksanakan melalui proses pedagogis dapat turut serta mempersiapkan peserta didik memiliki kemampuan “intelektual” (IQ), kemampuan emosional (EQ), kemampuan spiritual (SQ) dan kemampuan sosial dalam mengembangkan keterampilan hidup (life skill) yang bermutu.
            Secara khusus kompetensi peserta didik musik angklung memiliki kemampuan apresiasi, kreatifitas, dan kemampuan berekpresi sehingga mereka mempunyai nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan, tenggang rasa, disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan. Dengan demikian pembelajaran musik angklung akan berorientasi pada pendekatan pada prinsip-prinsip keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestika. Untuk memperkuat identitas diri, tidak hanya berorientasi pada hasil atau produk, asal mahir bermain angklung semata. Maka dengan demikian pembelajaran seperti diatas diharapkan dapat meningkatkan potensi intelektual, emosional, spiritual dan sosial serta keterampilan hidup yang mantap.



sumber : Panduan Bermain Angklung Oleh : Obby A.R Wiramihardja

Sunday 17 January 2016

TIPS DAN TRIK MENJADI PELATIH ANGKLUNG MUMPUNI

Berikut ini merupakan pengalaman saya yang sekiranya dapat membantu para pelatih sekalian agar dapat menghasilkan team angklung yang layak untuk bersaing

JANGAN PISAHKAN ANGKLUNG DAN ORANG YANG MEMAINKANNYA

Maksud "JANGAN PISAHKAN ANGKLUNG DAN ORANG YANG MEMAINKANYA"  adalah bahwa angklung (konvensional/non robotik) merupakan alat musik yang hanya bisa menghasilkan bunyi atau nada apabila dimainkan oleh orang yang memainkannya. Artinya keadaan emosional orang yang memainkannya tersebut mesti dibuat pada kondisi siap.

JANGAN BERBURUK SANGKA KEPADA PARA PEMAIN

Seperti hal klise sebenarnya, namun buruk sangka di dalam situasi dan kondisi apapun merupakan hal yang selayaknya dihindari. Semakin kita percaya pada kemampuan para peserta latihan semakin cepat tujuan kita melatih akan tercapai. Ingat bahwa Pak Daeng Soetigna sebagai Bapak Angklung menekankan pada MUDAH  di dalam rumusan 5 M-nya. Bermain angklung itu hanya membutuhkan keinginan orang untuk memainkannya, masalah teknik akan tergantung sekali kepada kesabaran kita di dalam membangkitkan motivasi para peserta latihan.

CINTAI

Kembali hal tersebut sepertinya klise, namun kembali penekanan mencintai apa yang kita lakukan merupakan hal pokok dalam setiap kehidupan. Ingat bahwa kata profesional kata dasarnya adalah mencintai sehingga apa yang kita lakukan akan penuh dengan ketulusan kita di dalam melakukannya.


BERBAGI KEBAHAGIAAN

Disamping M yang berarti mudah, M yang lain dari 5 M Pak Daeng adalah Meriah. Hal ini artinya bahwa angklung memiliki karakteristik menghibur, dengan kata lain kondisi berbahagia bagi para pemain akan sangat mempengaruhi ketercapaian tujuan. Jangan sampai tertekan, perlu pembiasaan yang panjang untuk menciptakan sikap mental berkembang ketika tertekan, dan hal ini harus benar-benar perlahan sekali. Berbahagialah ketika melatih tebarkan kebahagiaan tersebut pada para peserta dengan berbagai cara, termasuk canda dan tawa...



bersambung......

LAGU CINTA UNTUK KEKASIH