“Pak, juara memang penting, tapi bagi kami kebersamaan di
atas segalanya, apalah arti dari juara kalau kemudian kita bercerai
berai. Juara yang dihiasi oleh kekecewaan adalah sangat menyakitkan
dibandingkan dengan kekalahan itu sendiri”
Siapa sangka Harmoni Paduan Angklung SMA Negeri 24 pada Lomba Angklung Padaeng ke 7 tahun 2012 memperoleh
anugrah yang luar biasa. Semua katagori dari perlombaan. Dari Juara
Pertama, Penyanyi Terbaik, Dirigen terbaik sampai kepada Arrangement
terbaik semua “diborong” oleh Kelompok Paduan Angklung yang baru
didirikan pada tahun itu juga. Sungguh ini adalah sebuah keajaiban dan
rasanya sulit untuk dipecahkan oleh grup manapun pada ajang yang sama.
Kenangan
dua tahun itu terus melekat pada setiap anggota HARPA 24, keinginan
untuk menjaga agar apa yang diperoleh dapat dipertahankan tentunya mau
tak mau menjadi “beban tersendiri”, apalagi pada festival yang
dilaksanakan di tingkat Kota Bandung, HARPA 24 “babak belur” dengan
hanya menempati peringkat bawah walau tetap mendapat tropi penghargaan. Sebuah “pukulan” telak yang untungnya tidak membuat “KO” semangat dari setiap anggota dan pengurus HARPA 24.
Persiapan
pun dilaksanakan setiap element pengurus dari mulai Kepala Sekolah,
Guru, Pembimbing, Pelatih, Senior beserta anggota mempersiapkan menghadapi ajang tingkat nasional lomba musik angklung yang diselenggarakan oleh KABUMI UPI Bandung. Lelah
menjadi warna tersendiri di tengah kegigihan para anggota HARPA 24
berlatih. Betapa tidak, mereka harus konsentrasi dengan belajar,
aktivitas di eskul lain menjadi warna keseharian. Bahkan dapat dikatakan
bahwa persiapan intensif hanya dilaksanakan 5 kali latihan dengan 4
kali latihan 2 jam serta 8 jam untuk persiapan hari terakhir.
Ada
hal yang tak dapat dilupakan dari kenangan tersebut, sebuah peristiwa
dimana saya selalu berkaca-kaca bila mengenang peristiwa tersebut. Peristiwa
yang kadang menjadi sangat langka di tengah situasi dan kondisi saat
ini. Secara tidak sadar saya merasa bahwa angklung yang mereka pelajari
telah menyampaikan rasa yang sangat luar biasa. “KEBERSAMAAN”, ya
kebersamaan menjadi sangat kental dari persiapan menjelang LMAP 8
tersebut.
Dua hari menjelang pelaksanaan Festival saya sebagai
pelatih berhadapan di antara dua pilihan, dimana dalam aturan lomba
bahwa lagu wajib harus dibawakan oleh satu orang, sementara dengan
kesadarannya penyanyi ada dua orang dan sudah
mempersiapkan diri dengan sangat baik. Dihadapkan pada kondisi seperti
ini saya mengajak bicara semua anggota team dengan menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi untuk setiap opsi yang ada.
Menjadikan salah satu atau tetap kedua-duanya dengan kemungkinan yang mungkin sangat buruk.
Dengan
penuh kesadaran anggota team tetap pada opsi pertama dan tidak akan
mengungkit-ngungkit lagi penentuan penyanyi tersebut yang sebelumnya
beredar rumor di antara para anggota bahwa mesti salah satu orang yang
harus maju.
“Pak, juara memang penting, tapi bagi
kami kebersamaan di atas segalanya, apalah arti dari juara kalau
kemudian kita bercerai berai. Juara yang dihiasi oleh kekecewaan adalah
sangat menyakitkan dibandingkan dengan kekalahan itu sendiri”
Kalimat
yang luar biasa, kesepakatan dari setiap anggota untuk tetap memilih
alternative pertama dengan mengedepankan rasa kebersamaan dari pada
kejuaraan itu sendiri.
Walau pada akhirnya HARPA 24 bisa
mempertahankan tempat terhormat dua tahun yang lalu, namun tahun ini
kejadian unik tersebut menjadi bingkai yang mematok kuat prestasi yang
diperoleh HARPA 24”
Apa yang lebih membanggakan dari sikap mental seperti itu, kebersamaan adalah kata kunci atau jiwa angklung itu sendiri lalur hari
itu sepertinya begitu melekat pada setiap anggota. Mudah-mudahan ini
menjadi bekal setiap anggota HARPA 24 untuk menjalani hidup dikemudian
bahwa kebersamaan harus tetap dijunjung tinggi dan itu bisa menjadi
modal kesuksesan hidup.
HARPA 24 memang Juara walau tanpa piala sekalipun.
Catatan ini dibuat sebagai pengingat dan mudah-mudahan tidak terlupakan selamanya.
Photo pinjam punya BU KEPALA SEKOLAH
DONASI PENGEMBANGAN
DONASI PENGEMBANGAN
A/N. HARDIANTOREKENING BCA : 2839671258
Monday, 26 May 2014
Tuesday, 25 February 2014
Tabel penggabungan Angklung dari Nada G sampai dengan No. 30
Sahabat angklung kadang seorang pelatih di dalam melaksanakan pelatihannya mengalami kesulitan untuk mendistribusikan angklung kepada para pemainnya. Berikut ini untuk memudahkan sahabat di dalam memainkan angklung saya ambil patokan yang digunakan oleh Begawan Angklung Obby A.R Wiramihardja.
Mungkin ada patokan lain yang dapat dipergunakan, namun tentunya selama prinsip untuk memudahkan para pemain untuk melaksanakan tugasnya tentunya itu merupakan hal yang diperbolehkan. Mudah-mudahan sahabat sekalian selalu bersemangat dan bergembira serta selalu mengambil manfaat nilai dari permainan angklung tersebut.
Selamat berlatih!
No
|
Nomor Angklung
|
Keterangan
|
1
|
G + 0 + 11
|
Seorang
|
2
|
Gis/As + 1 + 14
|
Seorang
|
3
|
A + 2 + 13
|
Seorang
|
4
|
Ais/Bes + 5 + 16
|
Seorang
|
5
|
B + 3 + 25
|
Seorang
|
6
|
C + 4 + 17
|
Seorang
|
7
|
Cis/Des + 8 + 27
|
Seorang
|
8
|
D + 6 + 19
|
Seorang
|
9
|
Dis/Es + 7 + 18
|
Seorang
|
10
|
E + 9 + 20
|
Seorang
|
11
|
F + 12 + 22
|
Seorang
|
12
|
0 + 12 + 28
|
Dua orang
|
13
|
1 + 14
|
Seorang
|
14
|
2 + 13
|
Seorang
|
15
|
3 + 25
|
Seorang
|
16
|
4 + 17
|
Seorang
|
17
|
5 + 16
|
Seorang
|
18
|
6 + 19
|
Seorang
|
19
|
7 + 18
|
Seorang
|
20
|
8 + 27
|
Seorang
|
21
|
9 + 20
|
Seorang
|
22
|
10 + 23
|
Dua orang
|
23
|
12 + 22 + 30
|
Dua orang
|
24
|
15 + 21 + 29
|
Dua orang
|
Sumber : Panduan Bermain Angklung Oleh : OBBY A.R. Wiramihardja
Sunday, 16 February 2014
Partitur Musik Angklung dan Proses Latihan
Berlatih merupakan kunci pokok dari peermainan angklung. Tanpa adanya proses ini maka tujuan dari angklung untuk dimainkan seringkali menjadi tidak utuh. Sebagai alat musik yang memiliki dampak bukan hanya perkembangan musikalitas maka diperlukan proses latihan yang tidak bisa tidak harus mendapatkan perhatian yang serius.
Berikut ini adalah panduan berlatih yang diutarakan oleh Begawan Angklung Obby A.R. Wiramihardja.
a. Pembagian angklung baik melodi maupun pengiring serta alat musik pelengkap lainnya.
b. Memperagakan cara dan sikap membunyikan angklung melodi maupun pengiring.
c. Cara menentukan nada (bila menggunakan notasi angka) yang disesuaikan dengan nada dasar (tonika) yang dipakai dan atau menunjukkan letak nada (bila menggunakan notasi balok).
d. Cara membaca partitur, baik menggunakan notasi angka maupun notasi balok, dengan nilai/harga nada dan istirahat serta tanda-tanda/tulisan musik lainnya.
e. Memperhatikan para pemain angklung melodi maupun pengiring, apakah cara membaca dan memainkan alat musiknya sudah benar dan sesuai dengan nilai nada yang tertera/tertulis pada partitur dan langsung memberitahu dan membetulkannya bila pemain membuat kesalahan atau kekeliruan.
f. Mengarahkan agar seluruh pemain untuk menyanyi dan membaca sambil mengikuti ketukan birama, sehingga bunyi angklungnya akan bersambungan dari nada ke nada yang lain (Ingat : 1) Nyanyi / baca, 2) Ketukan,
3) Nyambung)
3) Nyambung)
g. Berlatihlah dengan cara melatih bagian per bagian dari lagu.
h. Guna mempercepat proses menghapal lagu, gunakan cara membuka dan menutup partitur selain para pemain juga membiasakan melihat dan membaca aba-aba yang diberikan oleh dirigen (conductor).
Usahakan untuk menciptakan suasana latihan yang menyenangkan
Untuk sebagai bahan latihan, silahkan download link di bawah ini untuk memperoleh lagu-lagu sebagai bahan untuk melaksanakan latihan.
Keroncong Kemayoran
Keroncong Pasar Gambir
Keroncong Pasar Gambir hal 2
Jali-jali
Bunga Anggrek
Aryati
Aryati hal 2
Maju Tak Gentar
Halo-halo Bandung
Dwi Warna
Bangun Pemudi Pemuda
Jit Jit Semut
Es Lilin
La paloma
La Paloma hal 2
El Condor Plaza
Saturday, 15 February 2014
Lomba Musik Angklung Padaeng VII KABUMI UPI Bandung
Apakah LMAP itu?
LMAP Merupakan singkatan dari Lomba Musik Angklung Padaeng. Sebuah event perlombaan Musik Angklung tingkat Nasional yang diadakan secara rutin setiap dua tahun sekali. LMAP telah diikuti oleh banyak tim angklung tingkat SD sampai SMA dari berbagai daerah di Indonesia.LMAP pertama kali diadakan pada tahun 1999 yang bertempat di salah satu gedung di kampus UPI yang sekarang bernama gedung UPI.net. Pada penyelenggaraannya yang ke VIII ini, LMAP VIII mempunyai cita-cita untuk semakin melestarikan musik angklung sebagai kesenian dan budaya asli Bangsa Indonesia.
Siapakah KABUMI itu?
KABUMI merupakan singkatan dari Keluarga Besar Bumi Siliwangi. Merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang seni budaya Indonesia. KABUMI sebagai pencetus dan pelaksana kegiatan LMAP ini merupakan organisasi kesenian yang telah berdiri sejak tahun 1985 di Kota Bonn, Jerman. Sejak lahir sampai saat ini, telah banyak event-event besar yang diadakan oleh KABUMI. Tentu saja event yang diselenggarakan itu mempunyai “kesenian tradisional” sebagai benang merahnya, salah satunya adalah LMAP ini.Meskipun begitu, KABUMI bukan lah sebuah Event Organizer yang selama berdirinya memfokuskan diri untuk menyelenggarakan event-event saja. KABUMI juga memposisikan diri sebagai partisipan dalam event-event yang diadakan oleh pihak lain baik itu yang diadakan di dalam negeri maupun luar negeri.
Untuk mengetahui lagi KABUMI lebih jauh, silakan klik link ini untuk membawa anda menuju website resmi KABUMI.
sumber : http://lmap8.kabumi-upi.org/informasi-seputar-lmap/
Tuesday, 11 February 2014
Thursday, 6 February 2014
Wednesday, 5 February 2014
Anies Baswedan Tawarkan Kepemimpinan Ala Bermain Angklung
Rabu, 5 Februari 2014 | 19:43 WIB
KOMPAS IMAGE/RODERICK ADRIAN MOZESAnies Rasyid Baswedan dalam sesi wawancara saat berkunjung ke kantor redaksi Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Rabu (29/1/2014). Anies Rasyid Baswedan merupakan salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
BANDUNG, KOMPAS.com - Bakal calon Presiden Anies Baswedan menawarkan gaya kepemimpinan seperti bermain alat musik angklung. Hal itu disampaikan Anies saat menjawab pertanyaan panelis mengenai kekuasaan dan pengambilan keputusan saat debat kandidat di Konvensi Partai Demokrat di Hotel Harris, Bandung, Rabu (5/2/2014).
"Indonesia bisa bangkit jika bergerak. Saya datang bergerak bersama, bagaimana kepemimpinan ala bermain angklung. Memberikan arahan, waktu, lalu yang terjadi muncul harmoni dan semua bergerak untuk membuat harmoni yang indah," kata Anies.
Menurut Anies, pemimpin bukanlah seorang yang datang untuk menyelesaikan semua masalah. Pemimpin adalah seseorang yang mampu menjadi teladan, berkompeten, jujur, dan membuat masyarakatnya mau bergerak bersama-sama.
"Pemimpin Indonesia bukan datang berdiri di depan panggung. Tetapi pemimpin datang menginspirasi memberikan kesempatan untuk bergerak dan seluruhnya bersama-sama meraihnya," kata Anies.
Anies mengaku mendapat inspirasi tersebut setelah mengunjungi saung angklung Mang Udjo di Bandung. Seperti halnya bermain angklung, jika semuanya bergerak seirama, maka dapat membuahkan hasil yang diinginkan.
Menurut Anies, tujuan dalam bernegara yaitu melunasi janji kemerdekaan. "Saya selalu mengistilahkan tujuan kita bernegara adalah janji kemerdekaan yang harus dilunasi. Kekuasaan mekanisme yang dipakai melunasi janji itu," katanya.
Dalam debat kandidat capres ini, Anies adu pendapat dengan kandidat lain, yakni Gita Wirjawan, Endriantono Sutarto, Marzuki Alie, dan Ali Masykur Musa.
Kandidat lainnya tergabung dalam tim Rajawali, yaitu Dahlan Iskan, Sinyo Harry Sarundajang, Dino Patti Djalal, Irman Gusman, Hayono Isman, dan Pramono Edhie. Acara debat tim Rajawali dijadwalkan berlangsung pukul 19.00 WIB.
sumber : http://nasional.kompas.com/read/2014/02/05/1943272/Anies.Baswedan.Tawarkan.Kepemimpinan.Ala.Bermain.Angklung
sumber : http://nasional.kompas.com/read/2014/02/05/1943272/Anies.Baswedan.Tawarkan.Kepemimpinan.Ala.Bermain.Angklung
Penulis | : Dian Maharani |
Editor | : Sandro Gatra |
Saturday, 1 February 2014
Rancangan Terapi Musik Angklung Untuk Menurunkan Penghayatan Perasaan Kesepian (Loneliness) Lansia Kasus Di Panti Werdha Kotamadya Bandung
Rancangan Terapi Musik Angklung Untuk Menurunkan Penghayatan Perasaan Kesepian (Loneliness) Lansia Kasus Di Panti Werdha Kotamadya Bandung
Arisanti Chandra Dewi
Unpad
Indonesia
Unpad
(loneliness) lansia, angklung, kotamadya bandung, musik, panti werdha, penghayatan, perasaan kesepian, Terapi
Penelitian ini
bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan bentuk terapi musik
dengan menggunakan alat musik angklung dalam mengatasi permasalahan
psikologis khususnya masalah kesepian (loneliness)
pada lansia yang tinggal di tiga panti werdha kotamadya Bandung. Masa
lansia adalah puncak dari siklus manusia yang ciri-cirinya cenderung
mengalami penurunan dan kesengsaraan, baik secara fisiologis,
psikologis, dan sosial. Lansia adalah kelompok yang paling rentan
terhadap permasalahan kesepian (loneliness), hal ini disebabkan karena
kehilangan pasangan, berpisah dengan anakanak yang semakin dewasa,
kehilangan relasi atau teman sebaya, terlebih lagi bagi mereka yang
dititipkan di panti werdha. Pada dasarnya terdapat beberapa cara untuk
mengurangi penghayatan perasaan kesepian (loneliness), antara lain
dengan aktif mengikuti kegiatan sosial dan mendengarkan musik. Musik
sudah banyak diteliti dan memiliki pengaruh terhadap fungsi fisiologis
dan psikologis. Musik sudah diakui dapat menjadi media dalam sebuah
terapi, yang kemudian berkembang menjadi terapi musik. Terapi musik
dimulai dari kegiatan mendengarkan, bermain, kemudian membuat dan
mengaransemen sebuah musik atau lagu. Dalam penelitian ini hanya sampai
pada tahap bermain alat musik. Alat musik yang sering digunakan dalam
terapi musik adalah alat-alat musik moderen, sedangkan alat musik
tradisional seperti angklung seringkali terabaikan keberadaannya.
Angklung sendiri memiliki timbre yang khas yaitu ringan, selain itu
secara filosofi dan perkembangannya mengandung makna dan unsur utama
kegembiraan dan kebersamaan. Para lansia yang menghayati perasaan
kesepian (loneliness) membutuhkan suasana yang dapat membangkitkan mood
dan penuh kebersamaan sehingga mereka tidak mengalami perasaan sedih
terabaikan, terasing sehingga menjadi kesepian. Penelitian ini merupakan
true experimental yaitu adanya perlakuan (treatment) yang sengaja
diberikan untuk melihat pengaruhnya, dengan mengontrol secara ketat
extraneous variable. Rancangan yang digunakan yaitu Before After two
group design. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda Mann Whitney
dan uji beda Wilcoxon. Subjek penelitian adalah para lansia yang
mengalami penghayatan perasaan kesepian (loneliness) yang tinggi, dimana
telah dijaring melalui UCLA Loneliness scale v.3 dari Danniel Russell
(1996). Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan antara taraf
loneliness kelompok eksperimen (EG) sebelum dengan sesudah diberikan
treatment (dengan taraf signifikansi 95 %). Kondisi ini memperlihatkan
bahwa terapi musik angklung dengan memainkan alat musik angklung secara
berkelompok dapat membuat suasana hati (mood) dan kemampuan berinteraksi
para subjek penelitian meningkat sehingga menurunkan penghayatan
perasaan kesepian (loneliness) karena pada alat musik angklung terdapat
unsur kenyamanan, kesenangan, kebersamaan dan rekreatif saat
memainkannya. Diakhir penelitian ada beberapa saran yang diajukan. Kata
kunci : Perasaan Kesepian (Loneliness), Terapi Musik, dan Angklung.Unpad
Indonesia
Unpad
(loneliness) lansia, angklung, kotamadya bandung, musik, panti werdha, penghayatan, perasaan kesepian, Terapi
The aim of this research is to introduce and develop the form of musical therapy by utilizing Angklung as the tool in order to solve the psychological problem, especially the problem of loneliness on Elders who stay in three panti werdha in Kotamadya Bandung. The period of Elders is the end period of a human cycle with the characteristics of deterioration in physiological, psychological, and social interaction as well. Elders are a human group that is very prone to have loneliness. It is caused by loosing their spouse, living separately with their children, having no more friends at the same age, and the problem has become worse since they have lived in panti werdha. Basically, there are some ways to decrease the loneliness such as involving them on social activities and listening to the music. Many people have researched the effect of music on human physiology and psychology. Music has been acknowledged as the media for therapy which then developed as musical therapy. Musical therapy consists of some stages of activities: listening, playing, creating and constructing the music or song. The scope of this research is to the stage of playing musical instrument. Musical instrument which are often used in musical therapy are modern musical instrument, while the traditional ones, such as Angklung, are seldom used. Angklung has unique timbre which is light and also has the meaning of happiness and togetherness. The lonely elders need the ambience which could create positive mood and togetherness that will eliminate sadness and loneliness. This research is true experimental which means the study of the intentional treatment by observing the effect by strictly controlling some extraneous variables. The research design used is “Before After two group design”. Statistical test used in this research is Mann Whitney and Wilcoxon difference test. The subject of this research is Elders which suffer the problem of loneliness, following the rules of UCLA Loneliness scale v.3 by Danniel Russel (1996). The result of the statistical test shows that there is a difference of loneliness level on experimental group (EG) as the subject by comparing the condition before and after the treatment of Angklung musical therapy (with significant level of 95%). This condition shows that Angklung musical therapy, by playing Angklung together, can create positive mood and increase social interaction ability of the subject, and as the result, decrease the loneliness. At the end of this research, there are some suggestions for the next research. Keyword : Loneliness, Music Therapy, and Angklung.
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi http://cisral.unpad.ac.id
sumber : http://pustaka.unpad.ac.id/archives/101775/
Pustaka Terkait
- Hubungan Antara Tayangan Dahsyat di RCTI dengan Persepsi dan Aksi Penonton Mengenai Perkembangan Musik Indonesia
- Gejala Klinis dan terapi Kanker Rongga Mulut
- Perkembangan Punk di Kota Bandung 1990-2001
- Pemaknaan Gestur Conductor pada Musik Contemporer oleh Penyanyi Paduan Suara
- Komunikasi Instruksional pada Terapi Tingkah Laku Operant Conditioning bagi Anak Difable Mental Ringan dalam Penyesuaian Diri
Pustaka Terkait
- Hubungan Antara Tayangan Dahsyat di RCTI dengan Persepsi dan Aksi Penonton Mengenai Perkembangan Musik Indonesia
- Gejala Klinis dan terapi Kanker Rongga Mulut
- Perkembangan Punk di Kota Bandung 1990-2001
- Pemaknaan Gestur Conductor pada Musik Contemporer oleh Penyanyi Paduan Suara
- Komunikasi Instruksional pada Terapi Tingkah Laku Operant Conditioning bagi Anak Difable Mental Ringan dalam Penyesuaian Dir
Subscribe to:
Posts (Atom)