DONASI PENGEMBANGAN

DONASI PENGEMBANGAN
A/N. HARDIANTO
REKENING BCA : 2839671258

Monday 13 February 2012

CARA PENOMORAN, DAN STRUKTUR ANGKLUNG PADAENG



A.      CARA PENOMORAN

1.      PENOMORAN AWAL
Pada mulanya angklung Padaeng diberi tanda berupa angka-angka yang melambangkan bunyi yang dihasilkannya. Sebagai seorang pemain biola penomoran terhadap angklung yang dilakukan oleh Bpk. Daeng Soetigna sangat dipengaruhi oleh struktur dawai pada biola (dawai terendah pada biola adalah bernada G), sehingga nada terendah pada angklungpun diberi nada G yang kemudian diberi tanda angka 1.

Nomor
Nada
Nomor
Nada
Nomor
Nada
1
G
13
G
25
G
2
G#
14
G#
26
G#
3
A
15
A
27
A
4
A#
16
A#

5
B
17
B

6
C
18
C

7
C#
19
C#

8
D
20
D

9
D#
21
D#

10
E
22
E

11
F
23
F

12
F#
24
F#

Mengenai nada tertinggi itu sendiri (no. 27) yang bernada di A diperkirakan Pak Daeng mempertimbangkan kemampuan dari suara yang dapat dihasilkan oleh bambu.
Sementara untuk angklung pengiring,  Pak Daeng Soetigna membentuknya dengan  menggunakan bambu yang disusunnya membentuk bunyi accord  musik  pada umum yang tersusun dari tiga sampai 4 nada (e untuk accord minor, dan 4 untuk accord mayor septim) yang kemudian dikenal dengan angklung pengiring. Sementara untuk Bass sendiri Pak Daeng menggunakan Contra Bass atau fretless.
2.      Penomoran Lebih Lanjut

Seiring dengan perkembangan musik angklung yang terus berkembang penomoran ini pun mengalami perubahan. Dari yang awalnya hanya dimulai dari nomor 1 kemudian ditambah  dengan dimasukannya nomor-nomor di bawahnya dari mulai lambang G sampai kepada F# (Nada F# sendiri kemudian diberi nomor 0). Hal ini dikarenakan kebutuhan melody lagu yang menuntut dimainkan nada-nada diluar penomoran yang sudah ada. Dengan demikian susunan angklung Padaeng menjadi sebagaiberikut :
Nomor
Nada
Nomor
Nada
Nomor
Nada
Nomor
Nada
G
G
1
G
13
G
25
G
Gis
G#
2
G#
14
G#
26
G#
A
A
3
A
15
A
27
A
Ais
A#
4
A#
16
A#
28
A#
B
B
5
B
17
B
29
B
C
C
6
C
18
C
30
C
Cis
C#
7
C#
19
C#

D
D
8
D
20
D

Dis
D#
9
D#
21
D#

E
E
10
E
22
E

F
F
11
F
23
F

0
F#
12
F#
24
F#


Sementara untuk angklung pengiring tetap tidak mengalami perubahan.
B.      STRUKTUR ANGKLUNG PADAENG
Berdasarkan perjalanan penomoran angklung seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka angklung Padaeng pada perkembangannya memiliki struktur sebagai berikut :
1.      Angklung Melodi
Angklung melodi adalah angklung yang dibuat secara khusus dan memiliki fungsi utama untuk membawakan melodi lagu, baik itu melodi pokok, maupub sisipan.
Angklung Melodi terdiri dari dua tabung dengan ukuran yang berbeda dan  memiliki nada yang sama.
Angklung melodi terdiri dari :
a.      Angklung melodi yang besar yang bertanda nada (dari mulai nada G sd F) berjumlah 11 angklung
b.      Angklung melodi biasa yang bertanda nomor (dari nomor 0 sampai nomor 30) yang berjumlah 31 angklung
2.      Angklung Pengiring
Angklung pengiring adalah angklung yang dibuat secara khusus dan memiliki fungsi utama untuk mengiringi angklung melody, memberikan warna dari lagu  yang dimainkan.  Angklung pengiring terdiri dari tiga dan empat tabung bambu yang disusun menyerupai accord dalam alat musik lainnya, seperti gitar, piano dll.
Angklung pengiring terdiri dari :
a.      Besar  berjumlah 24 ( 12 dominan septim dan 12  minor)
b.      Kecil  berjumlah 24 (12 dominan septim dan 12  minor)

BAGAN ANGKLUNG PADAENG
           
c.       Alat Musik Tambahan
Alat musik tambahan adalah alat musik lain yang dipergunakan untuk melengkapi komposisi musik angklung. Pak Daeng Soetigna sendiri dalam menggunakan alat music tambahan tersebut biasanya menggunakan kontra bass atau fretless. Pada perkembangannya alat musik tambahan itu sendiri disesuaikan dengan kebutuhan komposisi musik yang disajikan. Penambahan alat musik gendang, cajon, jembe dll
Demikian komposisi musik angklung Padaeng pada mulanya hanya terdiri dari :
1.      Angklung Melodi
2.      Angklung Pengiring
3.      Contra bass / fretless

LAGU CINTA UNTUK KEKASIH